Entri Populer

Kamis, 13 Oktober 2011

Legenda Ular Putih

白蛇传
Siluman Ular Putih
Legenda Seberang Yang Mendarah Daging di Bumi Nusantara

By Dede Loo

Seekor ular putih yang terobsesi menjadi manusia, setelah bertapa selama 1000 tahun dan meminum pil ramuan dewa, akhirnya dia berubah menjadi seorang gadis cantik yang bernama Bai Zhu Zhuan atau di Indonesia lebih dikenal dengan nama Pai Shu Chen. Bai Zhu Zhuan membaur ke dunia manusia yang kemudian bertemu dengan rekan sejenisnya sesama siluman, dialah siluman ular hijau yang selalu menjelma menjadi gadis cantik pengawal Bai Zhu Zhuan yaitu Xiao Qing.

Bai Zhu Zhuan dan Xiao Qing bertemu dengan seorang lelaki muda nan pandai dalam pengobatan yang bernama Xu Xian atau Han Wen atau juga Han Bun. Mereka menikah dan hidup bahagia, namun Han Wen tidak mengetahui bahwa istrinya adalah seekor siluman ular putih. Suatu saat datanglah seorang pendeta berhati jahat yang suka membasmi siluman, dia adalah Fa Hai atau Hoat Hay. Pendeta Fa Hai mempengaruhi Han Wen dengan memberikan berbagai mantra pengusir siluman, namun suami Bai Zhu Zhuan ini tidak pernah tahu bahwa istrinya lah siluman yang di incar Fa Hai.  

                             
                             (Legenda Siluman Ular Putih Dalam Lukisan)

Suatu saat Fa Hai dan Bai Zhu Zhuan bertempur, karena sedang hamil siluman ular cantik ini pun lemah dan kalah, berdalih berdosa besar, Fa Hai menghukum Bai Zhu Zhuan di dalam pagoda kuil Qin Shan di tepi danau barat (Xi Hu). Setelah melahirkan putranya She Lin, Bai Zhu Zhuan yang masih terkurung dalam pagoda bertapa, suatu saat muncul Dewi Kwan Yin, kemudian semua terungkap, karena menurut Kwan In, Bai Zhu Zhuan dan Xiao Qing telah banyak membantu orang juga, maka hukuman atas kesalahan mereka pun di cabut, akhir cerita Bai Zhu Zhuan dan seluruh kelurganya di bawa ke langit untuk hidup di dunia dewa-dewi.

Itulah ringkasan cerita legenda dari negeri tirai bambu yang memiliki judul “Bai Niang Zhi” atau “Bai Zhu Zhuan”. Sebetulnya legenda yang sangat terkenal ini adalah sebuah karangan tulisan yang dibuat oleh seorang sastrawan pada zaman Dynasti Tang. Cerita ini teramat popular kala itu, sehingga ceritanya mengalir menjadi bermacam bentuk, cerita ini ada di lirik lagu, puisi, lukisan dan pentas opera.

Hari berganti hari, tahun berganti abad hingga ke masa modern sekarang ini, cerita legenda siluman ular putih ini masih sering terdengar bahkan selalu terdengar hingga saat ini. Kisahnya pun bisa kita nikmati dan cermati bukan hanya dari sekedar karya tulisan atau lukisan, melainkan sudah disajikan dalam bentuk yang lebih dramatis yaitu gambar bergerak dan bersuara, film. Sebetulnya saya sendiri kurang begitu mengerti, kapan pertama kali cerita legenda ini dibuat film. Namun dari beberapa sumber yang saya baca memang agak mengejutkan saya. Pada tahun 1934 seorang sineas Indonesia yang bernama The Teng Chun mengangkat cerita legenda Bai Zhu Zhuan ini ke layar perak, dengan judul “Ouw Peh Tjoa” selain judul itu film ini juga memiliki judul alias yaitu “Siloeman Oelar Poeti En Item”. Cerita Bai Zhu Zhuan ini di produksi oleh Java Industial Film pada 1934 dengan gambar hitam putih dan menggunakan bahasa Indonesia tentunya karena film ini adalah film Indonesia asli, walau cerita yang diangkat adalah legenda China daratan. Yang menarik dalam poster film “Ouw Peh Tjoa” ini terdapat tulisan “100% Bitjara Melajoe” yang mungkin memiliki maksud untuk menarik semua kalangan pergi ke bioskop kala itu untuk menonton film ini, karena film ini walau dimainkan oleh actor dan aktris bermata sipit, berkostum mandarin namun menggunakan bahasa nasional yaitu Indonesia. Film ini  bisa dibilang sukses kala itu karena beberapa tahun kemudian sekitar 1936 The Teng Chun dengan perusahaan pribadinya yaitu Java Industrial Film kembali mengangkat cerita siluman ular ini ke layar perak dengan membuat sequelnya yaitu film “Anaknja Siloeman Oelar Poeti”, tentu saja cerita ini menceritakan kisah Bai Zhu Zhuan yang sudah menikah dengan Xu Han Wen dan dikaruniai seoarang putera.

            
                                  (Inilah poster film “Ouw Peh Tjoa” tahun 1934)

Saya sangat yakin sekali di negeri asalnya China, cerita ini pasti juga sudah diangkat ke bioskop dari berpuluh tahun yang lalu, namun yang paling bikin demam di Nusantara ini adalah sebuah sinetron serial buatan Taiwan yang berjudul 新白娘子傳奇 (Xin Bai Niang Zhu Zhuan Qi / The New White Snake Legend). Serial ini dibuat oleh sebuah production house asal Taiwan pada tahun 1992, tentu saja sebelum-sebelumnya cerita ini sudah pernah dibuat, tetapi selalu mengalami improvement setiap kali masa berganti. Dalam cerita ini Bai Zhu Zhuan diperankan oleh wanita yang memang tidak belia lagi namu pas sekali yaitu Zao Ya Zhi atau Anggi Chiu, wanita mantan Miss Hongkong ini sangat cocok memerankan siluman ular yang berwujud wanita lembut nan cantik namun pandai bersilat, sementara itu suaminya Xu Han Wen tidak diperankan oleh serang lelaki, ahkan tetapi seorang aktris yang tidak kalah cantiknya yaitu Ye Thung atau Cecillia Yip. Pemilihan pemeran jatuh ke seorang aktris wanita mungkin bermaksud agar dapat lebih menghidupkan tokoh Han Wen yang terkenal lemah lembut, lugu dan penurut, karena dalam White Snake Legend ini suami Siluman Ular Putih digambarkan sangat lemah secara fisik bahkan tidak mengerti ilmu bela diri sama sekali.

Serial ini tayang di Indonesia pada tahun 1994, dengan dialog yang sangat khas dan di sukai ibu-ibu yaitu “suamiku… istriku..”. Ternyata ulah SCTV kala itu membuahkan sesuatu yang manis sekali, serial ini booming dan fenomenal dikala itu. Dialog khasnya tadi, lagu tema dari serial ini pun laris manis terjual dalam bentuk kaset yang kala itu di jual dengan harga Rp.7500, bahkan beberapa lagu Indonesia pun mengadaptasi dari lagu-lagu soundtract serial ini. Saking suksesnya baru beberapa waktu selesai penayangan, serial ini kembali ditayangkan oleh stasiun televisi yang sama yaitu SCTV. Pada awalnya White Snake Legend tayang seminggu sekali setiap hari selasa jam 19.30 Wib, kemudian setelah tamat ditayangkan kembali pada hari senin di waktu yang sama. Kemudian setelah berhasil menamatkan episode terakhirnya, siluman ini kembali muncul setiap sabtu pukul 14.30 Wib. Keberhasilan serial White Snake Legend ini bahkan sempat membuat SCTV ingin mempertemukan pengisi suara Bai Zhu Zhuan dalam versi dubbing indonesia yaitu Via dengan pemeran asli Anggi Chiu alias Zao Ya Zhi, namun rencana jumpa fans ini gagal entah kenapa.

           
                                     (White Snake Legend Tayang Di SCTV 1994)

Untuk selanjutnya cerita yang sama dalam kemasan yang lain pun bermunculan, antara lain versi Singapura atau bahkan versi hongkong yang hampir setiap tahun membuat ulang, bahkan baru-baru ini actor kawakan Jet Lee juga memerankan Fa Hai dalam film layar lebar yang mengangkat legenda ular putih ini.

Sebuah karya yang bagus memang akan terus abadi sampai kapanpun dan menjadi sebuah legenda atau bahan cerita ke anak cucu seperti kisah dua siluman ular ini. Keberadaan etnis Tiong Hoa yang menyebar ke hampir seluruh penjuru dunia membuat kisah-kisah klasik dari negeri tirai bambu ini pun ikut menyeberangi lautan luas dan menggema menjadi buah bibir dan karya baru di negeri orang, tidak terkecuali dengan Si Ular Putih ini. Seperti sudah saya ulas di atas, di negeri ini saja cerita ini sudah terdengar dari zaman kerajaan dahulu kala. Semua cerita dari leluhur kita akan terus lestari apabila kita selaku generasi mudanya bisa menjaganya dan rajin untuk membuatnya terus hidup dengan cara apapun, sekarang legenda dari luar negeri ini bahkan sudah sangat mendarah daging di nusantara, mungkin bagi kita yang keturunan Tiong Hoa sudah mendengarnya dari kecil dulu, tentapi bagi masyarakat asli mungkin tau sejak ada tayangan serial white snake legend di SCTV tahun 1994 silam. Bahkan cerita ini sempat di buat versi kartun oleh anak-anak bangsa ini pada awal 2000an dan di paketkan dalam wadah yang berjudul legenda indonesia. Ini membuktikan kalau legenda ini pun diterima di negeri ini, teater koma sudah berkali-kali mengangkat cerita ini ke atas panggung teater, bahkan sinetron indonesia nya juga ada yaitu “Legenda Ular Putih” Produksi Sinemart tahun 2006 lalu.

Bagaimana dengan legenda asli negeri ini… Timun Mas…, Sangkuriang, Bawang-merah bawang putih… apakah akan terdengar hingga ke negeri manca, atau malah dinegeri sendiripun akan sirna terlindas oleh game online atau cerita legenda luar yang di kemas dalam paket film yang sarat akan effect CGI? Ini pertanyaan yang menjadi tanggung jawab kita semua. (Dede Loo 2011/10/13)

2 komentar:

  1. setujuuu...kmn y legenda indonesia.. ? belum pernh nyampe luar negeri kayaknya..hihii ane jadi pengen nonton lagi ceritanya..ada link downloady kah?

    BalasHapus